BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (BKKPN NTT) WILAYAH KERJA SABU RAIJUA MELAKUKAN PENANAMAN MANGROVE DAN KETAPANG DI PESISIR PANTAI KEBILA

Mangrove adalah jenis tanaman yang terdiri atas formasi dari tumbuhan yang spesifik dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan pesisir yang terlindung di daerah tropika dan subtropika. Pelestarian mangrove dapat dilakukan dengan cara menanam pohon mangrove di pesisir pantai. Inilah yang diprogramkan oleh Balai kawasan konservasi Perairan (BKKPN NTT) Wilayah kerja Sabu Raijua bekerja sama dengan Dinas Kelautan Kabupaten Sabu Raijua dalam upaya melindungi pesisir pantai dari abrasi yang sering terjadi di Sabu Raijua dengan cara menanam anakan mangrove di pesisir pantai Kebila Desa Raedewa pada Selasa, 11 April 2023.

Koordinator kegiatan penanaman anakan mangrove dari Balai Kawasan Konservasi Rowi Kaka Mone ketika dikonfirmasi mengenai kegiatan ini mengatakan bahwa penanaman anakan mangrove dilakukan karena menurutnya Pemerintah tidak bisa berdiam diri melihat alam yang semakin hari semakin terkikis. Karna itu dalam upaya pencegahan abrasi pantai, maka dilakukan penanaman anakan mangrove sebanyak 105 anakan dan 25 anakan ketapang di sekitar lokasi terjadinya abrasi pantai Kebila. Ia berharap bahwa anakan yang di tanam ini dapat dirawat oleh masyarakat sehingga bisa mencegah abrasi di pantai Kebila.

Dengan melihat keadaan darat yang semakin terkikis oleh air laut dan antusias dari masyarakat yang juga ikut menanam, Rowi berharap masyarakat juga terlibat dalam mengatasi bencana terkhususnya abrasi pantai, dengan cara merawat tanaman ini dan tidak terjadi lagi pengrusakan mangrove seperti beberapa bulan lalu.

Rowi menjelaskan bahwa ada dua titik lokasi yang menjadi tempat untuk mengembangkan tanaman mangrove untuk pembibitan yaitu di obyek wisata mangrove di Tulaika dan muara di Wuihebo.

Diakhir wawancara, Rowi Kaka Mone menghimbau masyarakat agar menjaga alam khususnya pantai dari abrasi yang semakin mengikis daratan berpatokan pada data RPJMD 2021-2026 Pemerintah merilis data bahwa luas daerah sudah berkurang hampir 200 hektar, sehingga dengan kejadian bencana baik itu abrasi ataupun Rob atau banjir pesisir ini semakin memperkecil daratan dengan populasi manusia yang semakin bertambah. Dengan pembangunan yang semakin meningkat di Kabupaten Sabu Raijua ini tentunya menuntut bahan bangunan salah satunya adalah pasir.


Hal ini yang membuat masyarakat mencari peluang usaha dengan cara menambang pasir laut, namun dari hal ini Rowi berharap ada langkah-langkah kongkrit dari pemerintah untuk keadaan ini

Rowi mengatakan bahwa 80% daerah kita adalah daerah pemeliharaan dan perlindungan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan (Konservasi).

Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas kelautan dan perikanan, BPBD kabupaten Sabu Raijua, penyuluh perikanan, perangkat serta masyarakat yang bermukim di sekitar daerah absrasi saling berkoordinasi untuk tetap melestarikan tanaman mangrove agar tidak terjadi lagi Abrasi pantai. Deby&Demon/LPPLSARAI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES PEMILIHAN KETUA, SEKRETARIS, WAKIL SEKRETARIS DAN ANGGOTA MAJELIS SINODE KE-35 GMIT PERIODE 2024-2027

BUPATI SABU RAIJUA MELANTIK DAN MENGAMBIL SUMPAH/JANJI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA JABATAN ADMINISTRASI DAN JABATAN KEPALA UPTD PUSKESMAS DI LINGKUNGKAN PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA

BUPATI SABU RAIJUA MELANTIK DAN MENGAMBIL SUMPAH JANJI/JABATAN SEMBILAN ORANG PENJABAT KEPALA DESA, SATU ORANG BPD ANTAR WAKTU